Sejarah adanya berdasarkan catatan sejarah dan sastra yang ada diperoleh suatu gambaran tentang keberadaan subak yang mengatur masalah pengairan dan pertanian, yang diperkirakan sudah berkembang sekitar abad VIII M dengan ditemukannya Prasasti Sukawana. Sedangkan sistem irigasi di Bali dibangun sejak abad IX (Prasasti Bebetin). Sistem Subak yang berfungsi sebagai organisasi sosial dalam sektor pertanian khususnya dalam bidang pengairan telah dikenal oelh masyarakat Bali sejak beberapa abad yang lalu. Berdasarkan bukti-bukti yang ada sistem subak tersebut sudah berkembang sejak jaman pemerintahan Raja Anak Wungsu Tahun 1071 Masehi. Salah satu prasasti yang memuat tentang sistem Subak ini menyebutkan kata “Kasuwakan” yang fungsinya mengatur pembagian air dan beberapa ketetapan yang harus dipenuhi oleh anggota (krama) Subak demi kelancaran organisasinya.
Bangunan Museum Subak terdiri dari :
1. Bangunan Museum Terbuka : Merupakan Miniatur Subak dalam bentuk “Subak Mini” yang menampilkan dimana mata air (sumber air) mengalir, ditampung dalam bendungan dan dialirkan melalui irigasi sampai ke areal persawahan (Subak).
2. Bangunan Musem Tertutup, yang terdiri :
a. Ruang Audio Visual : Sebagai tempat untuk menampilkan bagaimana aktivitas subak di Bali dalam film subak.
b. Ruang Pameran : Sebagai tempat untuk menampilkan benda-benda subak/pertanian yang dipergunakan oleh petani kita yang ada di Bali dari dulu hingga saat ini dan tetap dipergunakan untuk beraktivitas di sawah (perlu disimpan, dirawat dan dilestarikan).
c. Rumah Tradisional Petani Bali : merupakan bangunan penunjang untuk Museum Subak sebagai miniature/contoh : Rumah tradisional Bali.
Sistem subak merupakan kelembagaan pengelola irigasi yang sangat terkenal didunia internasional, bukan hanya di kalangan Pakar Irigasi, tetapi di kalangan Pakar Sosial Budaya. Cakupan wawasan subak ternyata jauh lebih luas, termasuk nilai dasar yang terkandung dalam filosofi subak yang disebut Tri Hita Karana.
Tri Hita Karana berarti hubungan yang harmonis atau penyebab terwujudnya kesejahteraan hidup yang diwujudkan dalam bentuk :
- Parahiyangan : Hubungan yang harmonis antara anggota atau karma subak dengan Tuhan Yang Maha Esa.
- Pawongan : Hubungan yang harmonis antara anggota Subaknya dimana yang disebut dengan karma Subak.
- Palemahan : Hubungan yang harmonis antara anggota subak dengan lingkungan atau wilayah irigasi Subaknya
Selasa, 05 Juli 2011
Subak
Wayan Sudarya
No comments
0 komentar:
Posting Komentar